Pertamina : Iklan Kelas Dunia

4.14.2010 Leave a Comment

Iklan kelas dunia? Perlu diskusi panjang untuk mendefinisikan iklan kelas dunia untuk produk-produk Pertamina dan iklan korporat. Dalam referensi kepustakaan barangkali banyak menjelaskan soal ini, tapi seperti juga penerapan best practice lain untuk diterapkan di Pertamina, masih perlu meredefinisi lagi agar benar-benar pas bisa menjawab kebutuhan Pertamina di bidang periklanan. Salah satunya adalah dengan melakukan benchmarking dengan iklan-iklan kelas dunia. Semua sistem dan best practice harus disiapkan dengan sistem yang pas dengan kondisi dan aspirasi Pertamina sendiri, dari mulai GCG yang pas dengan Pertamina, ERP versi mySAP yang benar-benar aplikatif dengan kondisi Pertamina, SPBU kelas dunia yang pas dengan kondisi SPBU di Indonesia, dan lain-lain.

Penyesuaian atau redefinisi, bukan berarti menghilangkan nilai unggul dari sistem atau best practice bersangkutan, melainkan lebih pada improvisasi dan improvement agar lebih cocok dan bisa diterapkan efektif sesuai kondisi, situasi, Visi-Misi Pertamina, budaya kerja dan kinerja Pertamina baru.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pertamina sudah semakin gencar dan rajin beriklan, baik untuk produk maupun citra korporat. Ini sebuah langkah maju, dibandingkan dengan sikap pasif Pertamina pada masa lalu. Tapi apakah Pertamina sudah mengiklankan berbagai kegiatan, prestasi, produksi, yang memang benar-benar perlu dipublikasikan atau diiklankan, dipublikasikan dan diiklankan dengan cara dan strategi publikasi dan iklan yang pas, efektif, dan menarik, sesuai bujet yang ada? Atau alakadar dan di bawah standar, baik jumlah slot iklan/publikasi (TV, radio website), ketersebaran di media yang mewakili segmentasi yang dituju dan dikehendaki (TV, radio, atau koran mana yang pas), waktu dan moment pemasangan iklan/publikasi (terlambat atau terlalu cepat, ada di prime time atau di jam yang sepi penonton), maupun efektif tidaknya komunikasi dari iklan/publikasi tersebut? Apakah message yang mau disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan Pertamina, dan efektif penyampaiannya?

Dalam konteks perusahaan, biaya suatu produk atau kegiatan yang berkaitan dengan publik, biaya item promosi seringkali lebih besar dari biaya produksi atau program itu sendiri. Hal ini sangat tergantung pada lifecycle produk. Bahkan saking agresifnya, dalam kegiatan nirlaba seperti corporate social responsibility (CSR), program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL), bantuan bencana alam, bantuan pendidikan, dan kesehatan, atau penyaluran zakat, infak, dan shodaqoh, beberapa perusahaan besar mempublikasikan dengan besar-besaran.

Pertamina sudah harus meninggalkan budaya low profile ketika sudah menorehkan prestasi, kontribusi, dan pencapaian target-target produksi dan kinerja keuangan. Untuk CSR dan produk-produk, serta citra korporat, Pertamina sudah semakin gencar mempublikasikan. Dari hasil Survey Citra 2009, popularitas program CSR Pertamina sudah mulai naik ratingnya. Tapi ini harus terus ditingkatkan dan disempurnakan hingga sesuai best practice iklan kelas dunia, cocok dengan kebutuhan Pertamina, dan meningkatkan brand value Pertamina di mata publik.MP

0 comments »

Leave your response!