Piping

8.15.2009 Leave a Comment

Dalam drawing, piping yang dinamakan dengan isometric drawing, informasi apakah yang seharusnya tercantum didalamnya? Karena, pernah kami menerima dari drawing dari client tapi tidak tercantum dimana adanya site welding, hanya shop welding dan instrumen-instrumennya yang tercantum. Apa ini bisa dikatakan isometric drawing? Kemudian dari isometric drawing, akan dibagi menjadi beberapa spool drawing, atas dasar apa pembagiannya ?

Isometric drawing adalah salah satu cara untuk menggambarkan bentuk tiga dimensi dalam dua dimensi saja, di mana sudut-sudut antar sumbu proyeksi (x,y,z) adalah sama, 120 deg. Dalam hal piping isometric drawing, yang digambarkan mengikuti kaidah-kaidah isometric tadi "biasanya" hanya sumbu pipanya saja, dengan disertai informasi mengenai line no, spool no., item no. yang berhubungan dengan material list (MTO), weld no., dimensi (panjang) pipe spool, elevasi, posisi dan identifikasi pipe support dan beberapa hal yang mungkin ingin ditambahkan oleh designer, seperti flow direction, field weld dan golden weld. Penentuan field weld (site welding) berdasarkan pertimbangan-pertimbangan mendasar yang harus dilakukan oleh designer, seperti koneksi dengan equipment, tie-in dengan existing line, dan sebagainya. Dalam satu gambar piping isometric tidak harus selalu ada field weld. Biasanya drafter yang menentukan jumlah spool dalam satu gambar isometric, dengan pertimbangan kejelasan penggambaran pipe routing dan identifikasinya.

Akan tetapi, alangkah lebih bagus jika anda menyertai keterangan dengan referensi engineering codes, norms atau standards, bukan berdasarkan kebiasaan.

Sekarang ada beberapa perusahaan di Indonesia yang pakai PDS atau PDMS. Dari modelling itu bisa didapatkan banyak macam out-put, antara lain Bill of Material, isometric, Pipe support, dan juga akan kelihatan kalau ada inteference dengan equipment lain atau piping lainnya, dan lain-lain. Dan siapa tahu untuk yang akan datang untuk hal-hal lain seperti piping stress-nya juga bisa di deteksi.

Jadi begitu punya Plan Arrangement atau equipment lay-out dan kita masukkan program semacam PDMS, bisa langsung keluar Draft Requisition for Enquiry u/ piping material, valve, gasket, bolt & nuts, pipe support, dan lain-lain.

Ada dua "biasanya" yang disebutkan, yang pertama mengenai penggambaran isometric drawing menggunakan sumbu pipanya saja. Saat ini bisa dikatakan semua perusahaan EPC besar telah menggunakan perangkat lunak yang bisa menggambar 3D dalam merancang produknya. Ada kalanya diperlukan penggambaran pipe routing secara 3D, kemudian memproyeksikannya dalam pandangan isometric untuk memeriksa apakah ada "clash" dalam sistem perpipaannya.

Yang kedua adalah penentuan jumlah spool dalam satu gambar isometric, "biasanya" ditentukan oleh drafter. Tanpa bermaksud mengecilkan peran drafter, penentuan jumlah spool ini adalah hal yang cukup sederhana sehingga tidak dibutuhkan seorang designer berpengalaman untuk mengerjakannya.

Gambar spool pipe yang terkadang dari isometric yang diberi tanda fieldweld (titik) atau shopweld (titik dalam lingkaran) digunakan sebagai shop drawing, yang bertujuan sebagai informasi bagi pipe fitter di pipeshop. Yang memutuskan apakah weld dilakukan di shop atau di field bisa saja dilakukan seorang site piping engineer, karena menyangkut constructability sebuah desain. Bayangkan jika lokasi field weld tersebut pada lokasi di mana welder tidak mampu mengelas, misalnya tidak ada ruang atau akses atau berbahaya bagi keselamatan dirinya atau asset of plant. Field dan shop weld juga mempertimbangkan biaya persiapan welding yang mungkin mahal karena harus mempersiapkan alat bantu akses, contoh : scaffolding. Teorinya adalah shopweld harus sebanyak mungkin dilakukan karena murah, mudah dan lebih produktif, tentunya dibanding fieldweld.

Field weld jelas lebih rumit dalam pengerjaannya dengan mempertimbangkan aspek safety, accessibility, cost (termasuk juga NDT-nya) dan lebih besar kemungkinannya terjadi weld defect dibanding shop weld.

Apabila yang dimaksud adalah bagaimana memotong suatu piping system menjadi beberapa spool terpisah, termasuk menentukan letak field weld atau shop weld, hal ini jelas harus diserahkan pada designer yang sudah berpengalaman.

Isometric dibuat untuk memudahkan pipe fitter dalam memfabrikasi spool dengan menunjukkan dimensi-dimensi kunci yang dibutuhkan, orientasi dan material-material yang dibutuhkan sehingga spool tersebut bisa difabrikasi sesuai dengan keinginan pihak client.

Line pipa dari end to end dengan beberapa pertimbangan (seperti: kemudahan dalam fit-up, transportasi dan instalasi di site (jika ada concern space)) dan kemudahan untuk maintenance (valve, pipa itu sendiri dan equipment) dibuat menjadi beberapa bagian menjadi beberapa spool. Dengan pertimbangan tertentu ujung-ujung suatu spool bisa berupa flange-flange, flange-weld joint atau weld joint - weld joint.

Dalam isometric biasanya terdapat informasi-informasi :

1. Jarak fitting center-center atau jarak-jarak yang dianggap perlu untuk memudahkan fabrikasi, jenis fitting yang dipakai dan lokasinya
2. Coordinate (dari leg terdekat atau patokan lain yang menjadi referensi tergantung lokasi) (biasanya memerlukan piping key plan untuk kemudahan perletakan)
3. Orientasi spool (elbow 90, elbow 45, dll) tergantung kebutuhan
4. Field weld joint location
5. Venting point dan drain point
6. Line no and spool no
7. Instrument-instrument yg akan dipasang
8. Pipe support number (dan sketch lokasi nya)
9. Valves (jenis, ukuran, rating dan jenisnya (DBB?)
10. Elevasi spool
11. Bill of material (BOM)
12. Flow direction
13. Data-data line( missal: code, spec, design pressure, design temp, paint spec, insulation, NDT, Hydrotest pressure), PWHT)
14. Untuk shop drawing, biasanya disertakan ukuran-ukuran pipe nipple yang diperlukan.

Sumber : Migas Indonesia





0 comments »

Leave your response!