Go Go! Pertamina EP menjadi perusahaan kelas dunia
4.01.2010
Leave a Comment
Target Pertamina EP sebagai produser migas nomor satu di Indonesia tahun 2011 tak bisa digeser waktunya, karena pada tahun 2014 Visi Pertamina EP adalah menjadi perusahaan kelas dunia, sebuah tahapan yang ketat karena sudah merupakan tahapan berangkai sejak 2006. Peta jalan atau Roadmap logisnya dilaksanakan secara disiplin sesuai dengan target waktu, target angka, dan target kualitas, di segala lini perusahaan. Dari mulai sisi operasi sampai sisi keuangan, dari core business sampai penunjang.
Tahun 2008 kemarin, Visi Pertamina EP adalah sebagai produsen migas yang terpandang, efektif, dan efisien. Itu merupakan program tiga tahunan (2006 - 2008). Lalu pada tiga tahun berikutnya (2009 - 2011) Visi Pertamina EP menjadi produsen migas nomor satu di Indonesia dan tiga tahun berikutnya lagi (2012 - 2014) sebagai Perusahaan kelas dunia
Realita yang harus dihadapi Pertamina EP tidak hanya target yang ditetapkannya sendiri, karena target-target pencapaian dengan batas jadwal ketat itu sudah memperhitungkan faktor eksternal, yaitu posisi perusahaan migas lain yang ada di Indonesia sekarang, lalu dinamika perusahaan-perusahaan lain di dunia. Logis kalau ingin menjadi nomor satu di Indonesia, maka di tingkat produksi saja, Pertamina EP harus bisa menyalip Chevron dalam hal produksi minyak dan Total untuk produksi gas.
Pada peringkat 10 besar produsen migas di Indonesia, Pertamina EP berada dalam level kedua, baik untuk minyak maupun gas. Tetapi perbandingan tingkat produksi kedua perusahaan itu dengan Pertamina jauh sekali man! Ini bukan rahasia lagi. Dalam majalah Petro Energy, Nomor 5 Year IV, November - December 2008, misalnya disebutkan perbandingan itu, yaitu untuk minyak Chevron mencatat tingkat produksi 405 MBOPD, sementara Pertamina EP saat yang sama baru tercatat 120 MBOPD.
Sedangkan untuk produksi gas, nomor satu di Indonesia adalah Total yang membukukan angka produksi per akhir 2008 itu sebesar 2.524 MMSCFD, sementara Pertamina EP berada pada posisi nomor dua, yaitu sebesar 1.003 MMSCFD.
Data ini sekadar gambaran bahwa "pekerjaan rumah" Pertamina - tak hanya Pertamina EP, tapi juga Pertamina EP Cepu, Pertamina EP Randugunting, Pertamina Hulu Energy - adalah seperti itu gap-nya. Walaupun memang ada potensi penurunan produksi secara alamiah yang akan dialami oleh Chevron dan Total dalam beberapa tahun ke depan, tetapi pada saat yang sama Pertamina berarti harus menahan laju penurunan alamiah dengan menyukseskan program Enhanced Oil Recovery (EOR) atau teknik memproduksikan minyak tahap lanjut yang sudah dilaksanakan di sejumlah lapangan tua.
Hal yang membanggakan, ketika perusahaan-perusahaan besar dunia yang beroperasi di Indonesia cenderung turun alamiah produksinya ( decline), pada saat yang sama Pertamina EP justru menunjukkan kenaikan produksi. Coba bandingkan saja, ketika akhir 2008 tingkat produksi minyak sebesar 116,6 MBOPD, selanjutnya pada tahun 2009 kemarin produksi minyak Pertamina EP sudah mencapai rata-rata 127,1 MBOPD, bahkan pada bulan September sempat menembus angka produksi 134,7 MBOPD. Angka ini terus berubah fluktuatif, tetapi justru pencapaian itu memperlihatkan trend peningkatan.
Tahun 2009 Pertamina secara konsolidasi korporat menargetkan tingkat produksi minyak 171.900 BOPD. Sedangkan produksi gas ditargetkan saat itu sebesar 1266 MMSCFD, dan tercapai!
Dua catatan penting : Pertamina beserta anak perusahaannya harus berlari secara sprint karena angka yang harus dibukukan untuk menyalip Chevron dan Total tidak sedikit. Dan asal tahu saja, hingga sekarang sekitar 75 tingkat produksi minyak secara korporasi masih mengandalkan Pertamina EP dan untuk gas pun masih ke anak perusahaan pengelola eks wilayah kerja Pertamina ini, yaitu sebesar 88,7 persen. Artinya, "PR" Pertamina EP sangat berat.
Catatan kedua, bahwa kalau bekerja keras, kreatif, Pertamina EP terbukti mampu mencapai target-targetnya. Apakah target tahun 2011 akan menjadi kenyataan? Mari kita buktikan, Pertamina bisa!WP NS
0 comments »
Leave your response!